CH. 12 : AUDIT ATAS SIKLUS
PENJUALAN DAN PENAGIHAN : UJI PENGENDALIAN DAN UJI SUBTANTIF DARI TRANSAKSI
Tujuan Belajar 1
Akun dan klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan
penagihan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara
wajar sesuai dengan SAK. Sifat dari akun ini bisa bervariasi tergantung dari
industri dan kliennya.
Dalam siklus penjualan dan penagihan terdapat 5 klasifikasi
transaksi yaitu:
- Penjualan (tunai dan kredit)
- Penerimaan kas
- Retur dan pengurangan penjualan
- Penghapusan piutang tak tertagih
- Beban piutang tak tertagih
Tujuan Belajar 2
Fungsi Bisnis pada siklus dan catatan dan dokumen yang berkaitan
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang
dibutuhkan untuk transfer kepemilikan dari barang dan jasa kepada pelanggan
setelah barang-barang tersebut tersedia untuk dijual.
8 fungsi bisnis dalam siklus penjualan dan penagihan:
- Memproses pesanan pelanggan
Pesanan pelanggan :
permintaan barang oleh pelanggan yang bisa datang dari selurah
fasilitas
yang ada (telepon, surat, formulir cetak, kiriman elektronik, dll).
Pesanan penjualan :
dokumen untuk mengkomunikasikan perihal deskripsi, jumlah, dan informasi terkait
dengan barang yang dipesan oleh pelanggan. Biasa digunakan untuk menunjukkan persetujuan
kredit dan otorisasi pengiriman.
- Pemberian kredit
Sebelum barang dikirim,
pihak yang diberi kewenangan harus menyetujui kredit bagi pelanggan yang akan melakukan penjualan secara
kredit.
3. Pengiriman barang
Fungsi ini merupakan
titik awal siklus dimana perusahaan akan menyerahkan aktiva, karena sebagian besar perusahaan mengakui penjualan
ketika barang telah dikirim.
Dokumen pengiriman : dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali
pengiriman barang, yang menunjukkan deskripsi barang
dagang, kuantitas yang dikirimkan, dan data yang relevan
lainnya.
4. Penagihan pelanggan dan
pencatatan penjualan
Merupakan cara untuk
memberi informasi kepada pelanggan mengenai jumlah yang akan ditagih atas barang yang dibelinya,
penagihan pelanggan harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu. Aspek paling penting dari penagihan adalah :
·
Semua pengiriman telah ditagih
(kelengkapan = completeness)
·
Tidak ada pengiriman yang
ditagih lebih dari satu kali (keterjadiaan = occurrance)
·
Setiap pengiriman ditagih dalam
jumlah yang tepat (keakurang = accurancy)
5. Pemprosesan dan
pencatatan penerimaan kas
Keempat fungsi transaksi
penjualan sangat diperlukan untuk menyerahkan barang ke tangan pelanggan, menagihnya dengan benar, dan
merefleksikan informasi dalam catatan akuntansi.
6. Pemrosesan dan pencatatan
retur dan pengurangan penjualan.
Penjual sering kali
menerima retur barang atau memberikan pengurangan harga apabila pelanggan merasa tidak puas dengan
barang yang dibelinya.
7. Penghapusan piutang usaha
tak tertagih
Setelah menyimpulkan
bahwa suatu jumlah tertentu tidak dapat ditagih, perusahaan harus menghapusnya, biasanya hal ini terjadi
setelah pelanggan mengajukan kebangkrutan atau penagihan
piutangnya diserahkan kepada agen penagihan.
8. Penyediaan piutang tak
tertagih
Karena perusahaan
diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya, prinsip-prinsip akuntansi mengharuskan
perusahaan untuk mencatat beban piutang tak tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih.
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN
Dengan menggunakan salah satu pendekatan umum untuk penjualan,
auditor mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian
internal, dan melaksanakan pengujian penjualan walkthrough.Auditor menggunakan
informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal untuk menilai
resiko pengendalian, terdapat empat langkah yang penting dalam penilaian ini.
1.
Auditor memerlukan kerangka
kerja untuk menilai risiko pengendalian.
2.
Auditor harus mengidentifikasi
pengendalian internal utama dan kelemahannya bagi penjualan.
3.
Setelah mengidentifikasi
pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu mengaitkannya dengan tujuan.
4.
Auditor menilai risiko
pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal utama dan
kelemahannya, mereka mulai menilai risiko pengendalian, untuk audit perusahaan
publik, auditor harus melaksanakan pengujian yang ekstensif atas pengendalian utama dan mengevaluasi dampak
kelemahannya terhadap laporan auditor mengenai pengendalian internal atas
pelaporan keuangan. Luas pengujian pengendalian dalam audit perusahaan non
publik tergantung pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin
bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi risiko pengendalian.
Untuk setiap pengendalian utama, satu atau lebih pengujian
pengendalisan harus dirancang untuk memverifikasi keefektifannya, dalam
sebagian besar audit, relatif mudah menentukan sifat pengujian pengendalian
dari sifat pengendalian tersebut, sebagi contoh, jika pengendalian internal
adalah untuk menandatangani pesanan pelanggan setelah kreditnya disetujui,
pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa apakah pesanan pelanggan telah
ditandatangai dengan benar.
Dalam memutuskan pengujian substantif atas transaksi, auditor sering
kali menggunakan beberapa prosedur bagi setiap audit tanpa memandang
situasinya, sementara yang lainnya tergantung pada kelayakan pengendalian dan
hasil pengujian pengendalian.
Mencatat penjualan yang terjadi, untuk tujuan ini auditor
memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi :
1.
Penjualan dimasukkan dalam
jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan.
2.
Penjualan dicatat lebih dari
satu kali.
3.
Pengiriman dilakukan kepada
pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Penjualan dicatat dengan akurat, pencatatan yang akurat atas
transaksi penjualan harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Mengirimkan jumlah barang
yang dipesan.
u Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim.
u Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.
Dalam mengkonversi program audit formal perancangan (design format
audit program) menjadi program audit format kinerja (performance format audit
program), prosedur itu akan digabungkan. Ini akan mencapai hal-hal berikut :
u Mengeliminasi prosedur duplikat
u Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu diperiksa, semua prosedur
yang akan dilakukan terhadap dokumen
tersebut telah dilakukan pada saat itu.
u Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang
paling efektif, sebagai contoh, dengan
memfooting jurnal dan meriview jurnal untuk pos-pos tidak biasa terlebih dahulu, auditor akan memperoleh perspektif
yang lebih baik dalam melakukan pengujian yang terinci.
RETUR DAN PENGURANGAN PENJUALAN
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang
digunakan klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk
memroses memo kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua
perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah materialitas.Dalam banyak hal, retur
dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat
mengabaikannya.Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian.
Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang
tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha
yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN KAS
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas seperti
yang digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka
kerja yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya
diterapkan bagi penerimaan kas. Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini :
u Menetukan pengendalian internal utama untuk setiap tujuan audit.
u Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang
digunakan untuk mendukung pengurangan
risiko pengendalian.
u Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah
saji moneter bagi setiap tujuan
Bagian penting dari tanggung jawab
auditor ketika mengaudit penerimaan kas adalah mengidentifikasi defisiensi
pengendalian internal yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kecurangan.Jenis
penggelapan kas yang paling sulit dideteksi oleh auditor adalah ketika hal
tersebut terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau
listing kas lainnya. Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua
penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan
dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas(proof of
cash receipts). Lapping piutang usaha (lapping of account receivable)
adalah penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan
kas yang ada. Hal ini bisa dicegah dengan cara pemisahan tugas dan kebijakan
cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus memasukkan penerimaan kas
ke dalam sistem.
PENGUJIAN AUDIT UNTUK MENGHAPUS PIUTANG
TAK TERTAGIH
Verifikasi untuk hal ini hanya
memerlukan waktu singkat.Yaitu auditor memeriksa persetujuan oleh orang yang
tepat, kemudian untuk sampel yang dihapus, biasanya auditor juga memeriksa
korespondensi dalam file klien yang menyatakan ketidaktertagihannya.Pada
beberapa kasus juga perlu memeriksa laporan kredit. Jika ayat jurnal umum sudah
benar, akan ditelusuri ke file induk piutang untuk menguji apakah penghapusan
telah dicatat dengan benar. Pengendalian yang lain adalah:
1.
penyusunan neraca saldo umur
piutang usaha periodik untuk review dan tindak lanjut oleh personil
manajemen yang tepat
2.
Kebijakan menghapus piutang tak
tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi untuk ditagih.
Pengaruh yang paling signifikan dari
hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam
siklus penjualan dan penagihan adakah terhadap konfirmasi piutang usaha.Jenis
konfirmasi, ukuran sampel dan penetapan waktu pengujian juga terpengaruh atas
pengujian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar