Sinopsis
Kasus 1
Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan perusahaan
untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak
ekonomis bila dibayar dengan cek atau giro.
Metode
pencatatan kas kecil :
-
Metode Fluktuasi
-
Metode Imprest
Adalah suatu metode pengisian dan pengendalian kas kecil
dimana jumlah kas kecil selalu tetap dari waktu ke waktu, karena pengisian
kembali kas kecil akan selalu sama dengan jumlah yang telah dikeluarkan
Rekonsiliasi Bank adalah suatu daftar yang berisi
penyebab perbedaan selisih saldo antara catatan perusahaan dan menurut catatan
bank.
Penyebab Perbedaan Saldo Kas di Bank dan di Perusahaan :
Setoran Dalam
Perjalanan (Cash in Transit )
Cek beredar (Outstanding
Checks)
Cek Kosong (Blank
Check)
Penagihan Oleh
Bank
Jasa Giro
Beban Bunga dan
Administrasi
Kesalahan-kesalahan
Sinopsis Kasus 2
Barang Konsinyasi
Barang konsinyasi yang dikirim oleh pengirim kepada penyalur atau penjual,
masih tetap milik pengirim sampai barang tersebut terjual. Salah satu sasaran
penjualan atas dasar konsinyasi untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan
layanan produk yang lebih lengkap.
Barang konsinyasi dilaporkan sebesar harga pokoknya, ditambah biaya penanganan dan biaya pengiriman terjadi pada saat pengiriman dari tempat penjual ke tempat pembeli.
Barang konsinyasi dilaporkan sebesar harga pokoknya, ditambah biaya penanganan dan biaya pengiriman terjadi pada saat pengiriman dari tempat penjual ke tempat pembeli.
Penjualan angsuran
yaitu penjualan
yang pembayarannya dapat dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu
dengan terlebih dahulu membayar uang muka (down payment) kemudian sisanya akan
diangsur sesuai perjanjian antara penjual dengan pembeli.
Metode laba kotor diakui proporsional sesuai dengan penerimaan kas.
Pada metode ini, laba kotor diakui secara proporsional sebesar persentase
laba kotor dibandingkan dengan jumlah uang kas yang diterima. Metode ini banyak
digunakan oleh perusahaan yang menerapkan penjualan angsuran dalam jangka waktu
lebih dari satu periode akuntansi.
Ketentuan akuntansi pada
metode laba diakui proporsional dengan penerimaan kas adalah sebagai berikut :
- Laba penjualan yang timbul pada saat transaksi dilakukan, dimasukkan ke dalam rekening ”Laba Kotor Belum Direalisasi” (LKBD).
- Setiap akhir tahun, perusahaan mengakui adanya laba kotor direalisasi (LKD) = % LKBD x jumlah kas yang diterima tahun yang bersangkutan (tdk termasuk bunga)
- % LKD dicatat dengan rumus:
Harga
jual -
harga pokok x 100%
Harga
jual
Kontrak
Konstruksi Jangka Panjang
Metode
Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Pengakuan pendapatan pada kontrak konstruksi jangka panjang dapat
diperoleh dengan menggunakan dua metode yakni metode persentase penyelesaian
dan metode kontrak selesai. Perusahaan harus menggunakan metode persentase
penyelesaian selama estimasi kemajuan kontrak dan realisasi pendapatan dan
biaya dapat diperkirakan. Metode kontrak selesai digunakan jika metode
persentase penyelesaian tidak sesuai. Perusahaan mengakui pendapatan dan laba
bruto masing-masing periode berdasar pada kemajuan dari konstruksi itu. Perusahaan
menghimpunkan biaya konstruksi dan juga biaya konstruksi yang didapat sampai
saat tertentu di suatu rekening dan menghimpunkan kemajuan dari tagihan pada
rekening tersebut.
Metode
Kontrak Selesai (Completed Contract Method)
Perusahaan mengakui pendapatan dan laba kotor hanya pada saat
kontrak telah selesai. Perusahaan mengakumulasi beban produksi pada akun
persediaan dan mengakumulasikan perkembangan tagihan pada akun persediaan.
Keuntungan dari metode kontrak selesai adalah akan dilaporkan hasil akhir pendapatan
dimana estimasi tidak dapat dilakukan.
Sinopsis
Kasus 3
Analisa Umur Piutang /Age of Receivable Analysis
Analisa umur piutang mendasarkan perhitungannya pada
konsep adanya resiko piutang yang tidak dapat ditagih kepelanggan karena
beberapa alasan. Piutang yang diragukan tidak dapat ditagih ini semakin lama
semakin menumpuk maka salah satu tindakan yang dapat dilakukan perusahaan
adalah dengan menyusun kriteria lamanya piutang yang sampai saat ini belum
dapat ditagih. Piutang yang tidak dapat tertagih ini karena beberapa sebab,
antara lain karena adanya kemungkinan perusahaan terlalu mudah dalam pemberian
piutang dalam arti persyaratan yang ditetapkan terlalu longgar. Atau, bahkan
memang track record pelanggan itu sendiri yang kurang baik. Batas kriteria
piutang tak tertagih, lazimnya adalah 30 hari setelah tanggal transaksi.
Beban Piutang Tak Tertagih
Piutang Tak Tertagih timbul karena adanya resiko
piutang yang tidak dapat terbayar oleh debitur perusahaan karena berbagai
alasan, misalnya pailit/bangkrut, force major, karakteristik pelanggan, dsb.
Semakin banyak piutang dagang yang diberikan maka semakin banyak pula jumlah
piutang yang tak terbayar.
Ada dua metode cara memperlakukan Piutang Tak Tertagih ini :
Metode Langsung :
Metode yang menggunakan cara penghapusan langsung terhadap piutang yang
benar-benar sudah diketahui tidak akan dapat dibayar.
Metode Penyisihan :
Metode Penyisihan :
Metode yang menggunakan cara penghapusan tidak langsung yaitu cara
penyisihan dalam perhitungan piutang yang tidak dapat tertagih. Dasar
perhitungan penyisihan piutang tak tertagih, yaitu dari persentase
jumlah Penjualan Kredit yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun akuntansi.
Analisa Umur Piutang /Age of Receivable Analysis
Analisa umur piutang mendasarkan perhitungannya pada konsep adanya resiko
piutang yang tidak dapat ditagih kepelanggan karena beberapa alasan. Piutang
yang diragukan tidak dapat ditagih ini semakin lama semakin menumpuk maka salah
satu tindakan yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menyusun kriteria
lamanya piutang yang sampai saat ini belum dapat ditagih. Piutang yang tidak
dapat tertagih ini karena beberapa sebab, antara lain karena adanya kemungkinan
perusahaan terlalu mudah dalam pemberian piutang dalam arti persyaratan yang ditetapkan
terlalu longgar. Atau, bahkan memang track record pelanggan itu sendiri yang
kurang baik. Batas kriteria piutang tak tertagih, lazimnya adalah 30 hari
setelah tanggal transaksi.
Sinopsis
Kasus 4
Pencatatan Persediaan dengan
metode perpetual
Disebut sistem perpetual karena
pencatatan akuntansinya dilakukan secara kontinyu (perpetual) baik untuk
pencatatan jumlahnya maupun biayanya atau harga pokoknya. Dengan demikian
jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat.
Dalam Metode Perpetual, pada waktu
membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun Persediaan Barang Dagangan dan
meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang
mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan sehingga
akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada di
gudang.
Metode penilaian FIFOPersediaan yang pertama kali masuk itulah yang pertama kali dicatat sebagai barang yang dijual.
Sinopsis
Kasus 5
Pengaturan
akutansi dan pelaporan investasi obligasi ( efek Utang) dan saham (efek
Ekuitas) diatur dalam PSAK No. 50. Menurut PSAK tersebut perusahaan harus
mengklasifikasikan investasi saham ke dalam salah satu dari tiga kelompok
berikut ini :
1. Dimiliki hingga jatuh
tempo ( Held to Maturity)
Efek ekuitas yang
dibeli dan dimiliki sampai jatuh tempo harus diklasifikasikan dalam kelompok
“dimiliki hingga jatuh tempo”.
2. Diperdagangkan (
Trading)
Efek yang dibeli dan
dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus diklasifikasikan ke dalam
kelompok “diperdagangkan”. Investasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mecari
laba dari perbedaan harga jangka pendek.
3. Tersedia untuk dijual
(available for sale)
Efek yang tidak
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok tersebut harus dilasifikasikan ke dalam
kelompok “tersedia untuk dijual”
Selanjutnya dalam PSAK No. 50
Paraf 19 dinyatakan bahwa investasi dalam surat bergarga yang masuk kelompok
“diperdagangkan” harus dicantumkan sebagai aktiva lancar dalam neraca,
sedangkan investasi yang masuk dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo” dan
“tersedia untuk dijual” dapat disajikan dalam kelompok aktiva lancar atau tidak
lancar berdasarkan keputusan manajemen. Khusus untuk obligasi yang akan segera
jatuh tempo, harus diklompokan dalam aktiva lancar.
Sinopsis
Kasus 6
Penyusutan aset tetap Rumus penyusutan
-
Metode Garis Lurus = (Nilai
perolehan – Nilai sisa)/Masa Manfaat
-
Metode Saldo Menurun = (100%/Masa
Manfaat) x 2
Capital expenditure dan revenue expenditureCapital expenditure adalah pengeluaran menciptakan manfaat masa depan. Sebuah belanja modal tersebut terjadi ketika sebuah bisnis menghabiskan uang baik untuk membeli aktiva tetap atau untuk menambah nilai aset tetap yang ada dengan masa manfaat yang meluas dari tahun pajak Capital expenditure digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh atau meng-upgrade fisik aset seperti peralatan , properti , atau bangunan industri.
Revenue expenditure adalah pengeluaran untuk aset yang tidak menambah masa manfaat ataupun nilai aset tersebut, dan diklasifikasikan sebagai beban periode bersangkutan.
Kapitalisasi Bunga
Jumlah bunga yang dikapitalisasi ditentukan dengan memilih yang lebih rendah antara bunga yang sesungguhnya terjadi selama perioda atau bunga yang dapat dihindari. Bunga yang dapat dihindari (avoidable interest) adalah jumlah kos bunga selama perioda yang secara teoretis dapat dihindari jika perusahaan tidak melakukan pembayaran terkait aset.
Lebih lanjut, IFRS mengharuskan kapitalisasi bunga untuk aset yang memenuhi kualifikasi hanya jika dampaknya material, jika dibandingkan dengan dampak yang timbul seandainya bunga dibiayakan.
Untuk menerapkan konsep avoidable interest, jumlah bunga yang mungkin akan dikapitalisasi selama satu perioda akuntansi dihitung dengan cara mengalikan suku bunga pinjaman dengan rata-rata tertimbang akumulasi pengeluaran terkait aset yang memenuhi kualifikasi selama perioda yang bersangkutan.
Prinsip pemilihan suku bunga yang seharusnya diterapkan atas rata-rata tertimbang
akumulasi pengeluaran adalah:
- Bagian rata-rata tertimbang akumulasi pengeluaran hingga sama dengan jumlah pinjaman khusus untuk mendanai aset dikalikan dengan suku bunga yang berlaku atas pinjaman khusus tersebut.
- Bagian rata-rata tertimbang akumulasi pengeluaran yang lebih besar dibandingkan jumlah pinjaman khusus untuk mendanai pembangunan aset dikalikan dengan rata-rata tertimbang suku bunga yang berlaku atas semua pinjaman lainnya
Sinopsis kasus 7
Goodwill masuk ke
dalam kelompok Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset), goodwill merupakan
Aktiva Tetap Tak Berwujud yang paling tidak berwujud, dalam artian goodwill
termasuk yang paling sulit diukur apalagi untuk dihitung.
Perolehan Goodwill
Dari perspektif akuntansi, goodwill hanya akan muncul pada buku apabila perusahaan membeli perusahaan lain, dimana perusahaan membayar lebih besar dari kekayaan bersih yang bisa diidentifikasi atas perusahaan yang dibelinya.
Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran diakui sebagai goodwill dan disajikan sebagai aktiva.
Perolehan Goodwill
Dari perspektif akuntansi, goodwill hanya akan muncul pada buku apabila perusahaan membeli perusahaan lain, dimana perusahaan membayar lebih besar dari kekayaan bersih yang bisa diidentifikasi atas perusahaan yang dibelinya.
Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran diakui sebagai goodwill dan disajikan sebagai aktiva.
Goodwill yang timbul akibat
akuisisi mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk mengantisipasi manfaat
keekonomian yang akan diperoleh di masa mendatang. Manfaat keekonomian tersebut
mungkin dihasilkan dari suatu sinergi antar aktiva yang diakuisisi, atau dari aktiva yang
tidak memenuhi persyaratan untuk diakui dalam laporan keuangan, namun perusahaan
pengakuisisi bersedia membayarnya dalam akuisisi tersebut.
Sinopsis Kasus 8
Wesel Bayar Tak Berbunga secara eksplisit (Non Interest
Bearing Notes)Dalam wesel tak berbunga, penerbit promes hanya membayar nilai nominal, dengan demikian nilai nominal merupakan nilai pada saat jatuh tempo. Untuk tujuan pengukuran, wesel tersebut didiskontokan dan jumlah dilaporkan di neraca adalah sebesar nilai sekarang yaitu nilai nominal dikurangi diskontonya.
Garansi
Pada saat penjualan, produsen memberikan jaminan atau
garansi produk kepada para pembeli produknya. Berdasarkan kontrak penjualan,
produsen menjamin akan memperbaiki atau mengganti produk yang dalam jangka waktu tiga tahun
sejak tanggal penjualannya menampakkan cacat. Berdasarkan pengalaman masa lalu,
terdapat kemungkinan besar bahwa akan terjadi klaim atas jaminan yang diberikan.
Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar
estimasi terbaik biaya perbaikan
dan atau penggantian yang mungkin perlu dikeluarkan dalam rangka menjamin
produk yang dijual sebelum tanggal neraca.
Sinopsis Kasus 9
Obligasi
Premi atau diskonto utang obligasi harus
diamortisasi selama umur obligasi. Amortisasi premi atau diskonto obligasi ini
diperlakukan sebagai beban bunga obligasi dan dilaporkan dalam laporan
laba/Rugi. Premi atau diskonto utang obligasi yang belum diamortisasi akan dilaporkan
di neraca sebagai penambah atau pengurang nilai pari/nominal/ nilai jatuh tempo
obligasi.
Amortisasi premi atau diskonto utang obligasi
dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif atau dengan menggunakan metode
garis lurus. Yang digunakan pada soal adalah metode bunga efektif. Tingkat
Bunga Efektif adalah bunga yang sebenarnya diterima oleh pemegang obligasi.
Biasanya bunga efektif disebut juga dengan market rate atau effective
yield, sementara bunga obligasi sendiri disebut dengan stated rate.
Amortisai
premi atau diskonto utang obligasi dihitung dengan formula sebagai berikut :
|
|
|
-
=
Utang obligasi
berseri.
Utang boligasi yang jatuh temponya tidak bersamaan, tiap-tiap seri
mempunyai umur yang berbeda.
Sinopsis Kasus 10
Metode incremental : digunakan apabila nilai
pasar semua kelompok sekuritas tidak dapat ditentukan. Sehingga nilai pasar
sekuritas yang diketahui harganya menjadi dasar untuk alokasi kepada sekuritas
yang bersangkutan dan sisanya menjadi alokasi sekuritas yang tidak diketahui.
EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat
keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada
saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari
laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata saham
biasa yang beredar.
Sinopsis Kasus 11
Pendekatan yang dilakukan untuk koreksi
kesalahan dan perubahan estimasi akuntansi ada dua, yaitu :
Prospective :
Perubahan diimplementasikan dalam periode berjalan,
dan dampaknya tercermin dalam laporan keuangan tahun-tahun sekarang dan masa depan saja.
Laporan sebelum perubahan tidak direvisi.
Saldo rekening yang tidak direvisi.
Laporan sebelum perubahan tidak direvisi.
Saldo rekening yang tidak direvisi.
Retrospective
Merevisi sebelum perubahan (yang disajikan untuk tujuan perbandingan) untuk
mencerminkan dampak dari perubahan.
Saldo setiap akun yang terkena pengaruhnya direvisi untuk menunjukkan jika
metode baru tersebut telah diterapkan sejak lama atau bahwa kesalahan itu tidak
pernah terjadi. Mengatur saldo awal laba ditahan untuk periode paling awal yang
dilaporkan.
Sinopsis Kasus 12
Laporan arus kas merupakan laporan
keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari
suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya
diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk
dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis
yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan (PSAK
2).
Jenis-jenis Arus kas
Metode Langsung adalah suatu metode penyusunan laporan arus kas dimana
dirinci aliran masuk dan aliran keluar dari aktivitas-aktivitas operasi.
Metode Tidak Langsung adalah suatu metode penyusunan laporan arus kas, dimana
dibuat rekonsiliasi antara laba yang dilaporkan dengan aliran kas.
Sinopsis Kasus
13
Jenis
Leasing dilihat dari Lessee:
a. Capital
Lease
Jay M.
Smith & K. Fred Skousen ( 19084:545 ) mengemukakan bahwa:
Suatu
lease digolongkan sebagai Capital Lease apabila lease tersebut memenuhi satu
atau lebih kriteria berikut :
a.
Pada saat berakhirnya kontrak lease, hak
milik pindah ketangan lessee.
b. Perjanjian lease harus
menyebutkan bahwa lessee mempunyai hak untuk membeli objek lease dengan harga
yang menguntungkan, yaitu dengan harga yang lebih rendah dari taksiran nilai
harganya (expected fair value) pada saat hak membeli tersebut dapat direalisir.
c. Jangka waktu lease sarna
stall lebih besar dari taksiran dari 75 % taksiran umur ekonomis dari aktiva
yang bersangkutan (dalam hal lease tersebut dimulai pada saat property sudah
berumur sudah dipakai, maka kriteria ini tidak dapat diterapkan).
d. Pada waktu permulaan lease, present value dari pada pembayaran
sewa minimum (tidak termasuk executory cost) harus sama atau lebih besar dari
90 % x fair market value).
b.
Operating Lease.
Operating
lease ini sama sifatnya dengan sewa menyewa biasa. Semua jenis lease yang tidak
memenuhi kriteria capital lease digolongkan sebagai operating lease. Di sini
lessor lebih berkepentingan dengan perdagangan aktiva dari pada menyediakan
dana untuk pembiayaan. la menerima keuntungan dan resiko kepemilikan, sehingga
penyewaan ini menarik bagi lessee yang dapat meramalkan awal suatu keusangan.
Leasing ini sering jangka waktunya pendek (misalnya dari
enam
bulan sampai tiga tahun). Untuk Operating lease dengan syarat tidak dapat
dibatalkan (non cancelable operating lease term) dan dimana jangka waktunya
lebih dari satu tahun, maka kenyataan ini harus didisclose dalam laporan
keuangan.
Jenis Lease dilihat dari Lessor
a. Sales Type Lease.
1)
Kolektibilitas pembayaran lease minimum dapat ditaksir secara wajar.
2) Tidak
terdapat ketidak-pastian (uncertainties) yang besar yang mempengaruhi jumlah
unreisbursable cost yang harus dibayar oleh lessor sehubungan dengan lease yang
bersangkutan.
Suatu
lease digolongkan sebagai Sales Type Lease bila kriteria yang telah dikemukakan
di atas dapat dipenuhi dan transaksi lease diatur sedemikian rupa, sehingga
lessor (umumnya pabrikan dealer) mengakui keuntungan atau kerugian atas
transaksi lease tersebut. Untuk keperluan ini, nilai wajar (fair value) aktiva leasing
harus berbeda nilai bukunya dengan carrying valuenya. Makna ekonomis transaksi
ini adalah penjualan. Hal seperti ini misalnya terjadi pada dealer mobil yang
menyewa-gunakan mobil kepada para langganannya yang sesungguhnya merupakan
penjualan.
b. Direct Financing Lease.
Direct
Financing Lease berbeda dari Sales Type Lease karena lease dalam transaksi ini
tidak merealisasikan suatu keuntungan atau kerugian. Dalam Direct Financing
lease, nilai wajar barang yang disewa-gunakan permulaan lease adalah sewa
dengan harga perolehannya atau nilai bukunya. Jenis transaksi lease ini lebih banyak
melibatkan perusahaan dalam kegiatan pembelanjaan. Lessor, biasanya suatu bank
atau lembaga keuangan lainnya membeli aktiva dan kemudian menyewagunakan aktiva
tersebut kepada lessee. Transaksi pemberian pinjaman yang konvensional dimana
peminjam mempergunakan dana yang dipinjamkannya untuk membeli aktiva.
BERLAKU UNTUK KREDIT ANDA
BalasHapusApakah Anda seorang pengusaha atau wanita? Apakah Anda stres keuangan? Anda perlu uang untuk memulai bisnis Anda sendiri? Apakah Anda memiliki pendapatan rendah dan sulit untuk mendapatkan pinjaman dari bank lokal dan lembaga keuangan lainnya? Jawabannya ada di sini, MichelleN Haward Kantor Pinjaman adalah jawaban untuk menawarkan semua jenis pinjaman kepada masyarakat atau siapa pun di Nees bantuan keuangan. Kami memberikan pinjaman sebesar 2% suku bunga untuk individu, perusahaan dan perusahaan di bawah kondisi yang jelas dan mudah. hubungi kami hari ini via e-mail di michellenhawardloans@gmail.com
Catatan: Semua pemohon harus di atas 18 tahun